Belum lama ini, notebook saya mengalami kendala, yaitu gagal masuk ke GUI. Padahal, sistem bisa booting dengan normal. Hanya saja, selalu gagal saat akan masuk ke lingkungan grafisnya.
Awalnya, notebook ini saya matikan karena akan dipindahkan ke ruang depan. Tapi setelah dipindah ke ruang depan dan dihidupkan lagi, ada keanehan berupa proses boot yang memakan waktu lebih lama dari biasanya. Sempat saya cabut paksa kabel daya dari notebook dan saya ulangi lagi proses boot-nya. Ternyata kendalanya tetap ada, bahkan setelah saya ulangi proses boot-nya sampai beberapa kali.
Karena penasaran, saat Debian mulai booting, saya pun menekan tombol Escape untuk melihat apa yang terjadi di belakang layar. Semua tampak normal sebetulnya. Kendala baru muncul saat sistem akan masuk ke lingkungan grafis. Begitu password dimasukkan, alih-alih menampilkan desktop, sistem malah kembali lagi ke menu login. Saya coba me-restart notebook, dan di percobaan terakhir, muncul peringatan di layar yang menginformasikan bahwa sistem tidak bisa menampilkan lingkungan grafis.
Lalu saya coba lagi me-restart notebook. Kali ini saya tekan tombol Ctrl + Alt + F2 bersamaan untuk berpindah ke mode CLI saat mulai muncul layar login GUI. Dan, di layar ternyata muncul banyak pesan "...failed to write entry... read only filesystem...". Wah ternyata ini pangkal masalahnya. Sepertinya ada kendala di harddisk yang membuat harddisk di-mount dalam mode read only. Apa mungkin karena harddisk mulai corrupt? Atau karena bad sector?
Untuk mengetahui penyebabnya & untuk mengatasi hal ini, saya mencoba melakukan perbaikan awal, yakni dengan menggunakan distro Linux lainnya yang di-boot via flashdisk USB. Distro yang saya pakai untuk keperluan ini adalah Lubuntu. Setelah mengatur supaya notebook melakukan boot via flashdisk, Lubuntu pun di-boot dengan lancar. Setelah Lubuntu menampilkan menu desktop-nya, saya pun masuk ke terminal di Lubuntu dan langsung mengetikkan perintah ini
sudo fsck -cv /dev/sda1
dan menekan tombol enter. Sistem lalu mulai melakukan scanning terhadap harddisk di notebook. Ada beberapa inkonsistensi data yang dilaporkan fsck. Semuanya bisa diperbaiki. Lalu setelah selesai, saya kembali me-restart notebook. Tapi setelah menampilkan layar login dan saya memasukkan password, lagi-lagi sistem kembali menampilkan layar login. Dan ketika saya menekan tombol Alt + Ctrl + F2 bersamaan, ternyata kendala "...failed to write entry..." di atas masih muncul. Haduh.
Setelah itu, saya kembali me-restart notebook. Kali ini saya memilih opsi recovery mode di Debian. Di mode ini, saya mencoba melakukan perbaikan lagi dengan mengetikkan perintah
sudo tune2fs -c 1 /dev/sda1
dan menekan tombol enter. Perintah ini akan menyuruh sistem melakukan scanning terhadap harddisk setelah sekali melakukan mounting terhadap harddisk (misal saat komputer di-restart). Lalu, saya pun kembali melakukan boot ke Lubuntu dan memasukkan perintah ini di terminal
sudo badblocks /dev/sda1
dan menekan tombol enter. Dari hasil scan ini, ternyata ada sekitar 20 lokasi di harddisk yang mengalami kendala. Supaya lokasi ini tidak lagi diakses sistem operasi, saya pun mengetikkan perintah ini di terminal Lubuntu
sudo e2fsck -cfvp /dev/sda1
dan menekan tombol enter. Opsi -c merupakan perintah untuk mengecek bad blocks dan memasukkannya ke daftar bad blocks. Opsi -f akan memaksa program untuk melakukan scan meski disk dianggap normal. Opsi -v menampilkan proses perbaikan dan opsi -p melakukan perbaikan secara otomatis.
Perlu diingat bahwa saat dijalankan, badblocks dan e2fsck akan membutuhkan waktu proses yang lama, tergantung kapasitas harddisk yang sedang di-scan. Makin besar kapasitas harddisk yang dicek, akan makin lama pula waktu yang diperlukan untuk melakukan proses scan.
Setelah semua selesai, saya pun me-restart notebook, dan memilih mode normal saat boot. Dengan harap-harap cemas, saya pun menunggu sistem menyelesaikan proses boot. Saat login, saya pun memasukkan password dan beberapa saat kemudian, desktop Debian pun kembali muncul. Syukurlah. :)
Jadi, jika ada yang mengalami kendala yang sama, jangan panik dulu, tapi bisa coba cara di atas untuk kembali mengakses sistem Linux-nya. Dan yang terpenting, sering-seringlah melakukan pencadangan (backup) data.
Yang perlu diingat, gejala semacam ini biasanya menandakan bahwa harddisk yang dipakai sudah mendekati batas usia pakainya alias sudah saatnya diganti. Jadi, ini merupakan solusi sementara. Sebaiknya, lakukan penggantian harddisk secepatnya selagi harddisk-nya masih bisa diakses.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar